Welcome

Hi, there.

Welcome to my blog. It's a notes for everything that I've been through or from the knowledge that I've got, in a simple way of writing. I just hope that my blog can enlighten your daily life's.
Thank you.

Rabu, 29 Juli 2015

Pengalaman booking hotel melalui klikhotel.com

Hai all, udah lama banget gak posting liburan.
Padahal sejak nulis terakhir dah berkali-kali kabur liburan.
Mulai dari belum ada baby K, sampe sekarang baby K mau umur 4 tahun (love u so much kiddo ^3^ ).
Kali ini mau sharing dikit soal booking hotel lewat website.
Dari sekian banyak booking hotel website, kami lebih sering menggunakan klikhotel.com.
Salah satu alasannya karena proses booking cepat, dan bank account sama, jadi gak kena biaya transfer dah gitu CS-nya fast respon. Untuk harga cukup kompetitif jika dibanding publish rate.
Sudah keempat kalinya kami menggunakan klikhotel.com untuk membuat liburan kami lebih nyaman. Mulai dari Bandung, Solo, hingga Jogja.
Untuk Bandung kami pernah booking di Balebat Residen Hotel dan Marbella Suites di Solo kami menginap di Aston dan di Jogja kami menginap di Zodiak Cokro.
So far, semuanya cukup memuaskan. Kekecewaan biasanya datang dari pihak hotel sendiri, misalnya waktu tunggu yang lama saat check in (di Balebat) atau promo yang gak transparan (di Aston).
Tapi selebihnya sesuai harapan lah. Masih penasaran pengin nginep di Novotel Hotel mana saja. Karena sejujurnya best breakfast we ever had ya di Novotel itu. Kira-kira bakal kesampean gak ya? Insha Allah bisa, aamiin :D

Selasa, 23 Juni 2015

Skill seorang HRD


HRD, sebuah departemen yang selalu dicari, namun kadang di benci.
Antara butuh dan tidak.
Antara management dan karyawan.
Antara menghitung gaji, mengurus absensi, rekrutmen sampai training. 
Namun selain melakukan pekerjaan rutin yang butuh detail oriented, ada skill lain yang wajib dimiliki bagi seorang HRD atau yang "mengaku" HRD.

Ini saya ambil dari postingan seorang senior di bidang HR pada Grup WA LHC Summit Bekasi (makasih banyak ya Kak Chairul)

Beberapa keahlian atau skill yang harus dimiliki oleh seorang HRD yaitu :

Organization
Human Resources Departemen adalah sebuah profesi yang berhubungan dengan data, dalam hal ini seorang HRD harus memiliki kemampuan untuk mengelola dan mengorganisir data dan waktu yang baik. HRD akan berurusan dengan kelangsungan hidup dan karier banyak orang maka seorang HRD harus memiliki keahlian mengorganisir orang-orang dalam sebuah perusahaan agar perusahaan tersebut dapat berjalan dengan lancar.


Multitasking
Semua pekerjaan jaman  sekarang diwajibkan harus memiliki keahlian multitasking, tetap untuk seorang HRD itu hukumnya wajib. Kenapa? Karena seorang HRD banyak mengurusi banyak hal seperti karyawan yang berkeluh kesah, pengajuan cuti, membuat surat peringatan kepada karyawan, konflik internal di dalam kantor dan hal itu bisa terjadi di waktu yang sama. Maka dari itu keahlian multitasking sangat diperlukan untuk posisi HRD.


Dual Focus
HRD adalah seorang penengah antara manajemen perusahan dan karyawan karena ada saatnya kamu harus mengambil sebuah keputusan untuk melindungi sang karyawan di lain sisi kamu juga dihadapkan untuk melindungi organisasi, budaya dan nilai-nilai perusahaan tersebut. Kamu bisa juga dicap sebagai muka dua tetapi cara untuk mengatasinya adalah dengan komunikasi.


Keadilan
Komunikasi yang jelas, saluran yang tersedia, adanya kesempatan bagi semua orang untuk mengemukakan pendapatnya, aturan yang ditegakkan dengan konsiten, mengembangkan sikap saling menghargai. Itulah hal-hal yang harus dijaga untuk menciptakan suasana keterbukaan di kantor.


Team Orientation
Seorang HRD harus memiliki sikap pengertian dan mamahami sebuah tim dalam perusahaannya. Dan melakukan upaya untuk menjaga semangat kebersamaan untuk membuat tim bekerja dengan baik.

Dan skill ini harus selalu di update setiap saat demi menjalankan peran dan fungsi bagi bisnis dalam mengelola karyawan.

Have a nice blessing Ramadhan

Selasa, 13 Mei 2014

Gaji Tinggi Bukan Segalanya

Hari ini, baru dapat kiriman email dari sahabat haris.adiwijaya@xxxx.astra.co.id 
Entah sumber aslinya dari mana, tapi artikel ini sangat bagus.
Terutama buat perusahaan yang turn overnya tinggi.

GAJI TINGGI BUKAN SEGALANYA
 
Mengapa perputaran karyawan tinggi walaupun remunerasinya di atas rata-rata?
Uangkah pemicunya? Atau ada faktor lain yang menentukan kesetiaan mereka?
 
 
Akhir tahun lalu, Lesmana, seorang teman lama yang ahli dalam pengembangan
 bisnis telekomunikasi mendapatkan tawaran dari sebuah perusahaan multinasional untuk mengembangkan bisnisnya di Indonesia . Dia tertarik dan memutuskan untuk bergabung. Dia telah banyak mendengar tentang pimpinan perusahaan ini, yang sering diberitakan sebagai pemimpin visionaris dan legendaris. 
 
Gaji Lesmana besar, perlengkapan kantornya mutakhir, teknologinya canggih,
kebijakan SDM-nya pro-karyawan, kantornya megah di daerah segitiga emas,
bahkan kantinnya menyajikan makanan yang lezat dan murah. 
Dua kali dia dikirim keluar negeri untuk pelatihan. 
"Proses pembelajaran saya adalah yang tercepat disini,"kata Lesmana. 
"Sungguh menakjubkan bekerja dengan dukungan teknologi mutakhir seperti di perusahaan ini". 
 
Siapa nyana dua minggu lalu, belum genap tujuh bulan bekerja di perusahaan itu,
 dia mengundurkan diri. Lesmana belum mendapatkan tawaran pekerjaan lain, tapi dia tidak sanggup lagi bertahan di sana. Belakangan, sejumlah karyawan di divisi yang sama dengannya ikut resigned. Direktur utama perusahaan itu pun merasa tertekan karena perputaran (turnover) karyawan sangat tinggi. Cemas memikirkan biaya yang sudah dikeluarkan perusahaan untuk alokasi dana pelatihan karyawan. Ia juga bingung lantaran tidak tahu apa gerangan yang terjadi. Mengapa karyawan yang bertalenta bagus ini mengundurkan diri, padahal gajinya sudah cukup tinggi? 
 
Lesmana resigned karena beberapa alasan. Alasan ini juga yang menyebabkan
 sebagian besar karyawan lain yang bertalenta tinggi akhirnya mengundurkan diri. 
 
Beberapa survey membuktikan bahwa jika anda kehilangan karyawan berbakat,
 periksalah atasan langsung mereka. Si atasan adalah alasan utama karyawan tetap bekerja dan berkembang dalam suatu perusahaan. Namun dia jugalah yang menjadi alasan utama mengapa para karyawan berhenti dari pekerjaannya, membawa pergi pengetahuan, pengalaman dan klien mereka. Bahkan tidak jarang selanjutnya secara terang-terangan berkompetisi dengan perusahaan bekas tempatnya bekerja. 
 
"Karyawan meninggalkan manajernya bukan perusahaannya", kata para ahli SDM.
 Begitu banyak uang yang telah dikeluarkan untuk tetap mempertahankan karyawan
berbakat, baik dengan memberikan gaji lebih tinggi, bonus ekstra maupun pelatihan
mahal. Namun pada akhirnya, perputaran karyawan kebanyakan disebabkan oleh manajer/pimpinannya, bukan oleh hal lain. 
 
Jika anda mengalami masalah turnover , maka pertama-tama periksalah kembali
 para manajer anda. Apakah mereka biang keladi yang membuat para karyawan tidak betah?. 
Pada tahap tertentu, karyawan tidak lagi melihat jumlah uang yang ia dapatkan, tapi lebih kepada bagaimana mereka diperlakukan dan seberapa besar perusahaan menghargai mereka.. Kedua hal ini umumnya tergantung dari sikap para pimpinan terhadap mereka. Dan sejauh ini, bekerja dengan atasan yang buruk sering dialami oleh para karyawan yang bekerja dengan baik. Survey majalah Fortune beberapa tahun lalu mengungkapkan bahwa 75% karyawan menderita karena berada dibawah atasan yang menyebalkan. 
 
Dari seluruh penyebab stress ditempat kerja, seorang atasan yang jahat mungkin
 adalah hal yang terburuk,yang secara langsung akan mempengaruhi kinerja dan mental para  karyawan. 
 
Simak saja kisah yang dikutip langsung dari"medan perang" ini. 
Mulya seorang insinyur, masih bergidik saat membayangkan hari-hari dimana ia dimaki-maki bos di depan staf lainnya. Atasannya itu sering menghina dengan kata-kata yang kasar.
Waktu menghadapi hal menakutkan itu, Mulya praktis tak punya nyali untuk menjawab. 
Ia kembali ke rumah dengan perasaan tidak keruan dan mulai menjadi kasar seperti sang atasan. Bedanya kekesalan ini dilampiaskan ke istri dan anak-anaknya, kadang juga ke anjing peliharaannya. Lambat laun, bukan pekerjaan Mulya saja yang kacau balau, pernikahan dan keluarganya pun hancur berantakan. 
 
Nasib Agus juga setali tiga uang. Menceritakan "penyiksaan" yang dilakukan oleh
 bosnya gara-gara ada perbedaan pendapat yang tidak terlalu penting antara keduanya.
Atasan Agus benar-benar menunjukkan rasa tidak suka terhadapnya. Ia tidak lagi diikut-sertakan dalam pengambilan keputusan. "Bahkan dia tidak lagi memberikan saya dokumen maupun pekerjaan baru," keluh Agus. "Sangat memalukan duduk di depan meja kosong tanpa tahu apapun dan tidak seorangpun yang membantu saya".
Lantaran tidak tahan lagi, lalu Agus mengundurkan diri.
 
Para ahli SDM mengatakan, dari segala bentuk kekerasan, tindakan memperlakukan 
karyawan ditempat umum adalah yang terburuk. Pada awalnya, si karyawan mungkin tidak langsung mengundurkan diri, akan tetapi pikiran itu sudah tertanam. Jika kejadian terulang lagi, pikiran tersebut akan semakin kuat. Dan akhirnya, pada kejadian yang ketiga, karyawan itu akan mulai mencari pekerjaan lain. Ketika
seseorang tidak bisa membalas kemarahannya, ia akan melakukan pembalasan "pasif".
Biasanya dengan cara memperlambat pekerjaan, berleha-leha, hanya melakukan pekerjaan yang disuruh atau menyembunyikan informasi penting. 
"Jika anda bekerja untuk orang yang menyebalkan, pada dasarnya anda ingin orang itu
 mendapat kesulitan. Jiwa dan pikiran kita tidak menyatu lagi dengan pekerjaan kita,"
 papar Agus.
 
Para manajer bisa menekan bawahan melalui beragam cara. Misalnya dengan
 mengontrol bawahan secara berlebihan, curiga, menekan, terlalu kritis, bawel dan sebagainya. Namun para atasan tersebut tidak sadar bahwa karyawan bukan merupakan aset tetap, mereka adalah manusia bebas. Jika ini terus berlanjut, maka seorang karyawan akan mengundurkan diri, walau tampaknya cuma karena masalah sepele saja. 
 
Bukan pukulan ke-100 yang menjatuhkan seseorang, tapi 99 pukulan yang diterima
sebelumnya. Memang benar, karyawan meninggalkan pekerjaannya karena bermacam alasan untuk kesempatan yang lebih baik atau kondisi yang tidak memungkinkan lagi. Namun banyak yang semestinya tetap tinggal jika tidak ada satu orang (seperti atasan Lesmana) yang terus-menerus mengatakan," Kamu tidak penting, saya bisa dapat lusinan orang yang lebih baik dari kamu!". 
 
Kendati tersedia segudang pekerjaan lain (terlebih dalam keadaan pengangguran
 tinggi sekarang ini), bayangkanlah sesaat, berapa biaya atas hilangnya seorang karyawan yang bertalenta tinggi. Ada biaya yang harus dibayar untuk mencari pengganti, ada biaya pelatihan bagi pengganti karyawan tersebut. Belum lagi akibat yang ditimbulkan karena tidak ada orang yang mampu melakukan pekerjaan itu saat calon pengganti sedang dicari, kehilangan klien dan kontak yang dibawa pergi karyawan yang hengkang, penurunan moral karyawan lainnya, hilangnya rahasia penjualan dari karyawan tersebut yang seharusnya diinformasikan ke karyawan lainnya, dan yang terutama turunnya reputasi perusahaan. 
Lagi pula, setiap karyawan yang pergi, bagaimanapun juga akan menjadi"duta" untuk mewartakan hal yang baik maupun yang buruk dari perusahaan itu. 
 
Kita semua tahu suatu perusahaan telekomunikasi besar yang orang-orang ingin
 sekali bergabung, atau suatu bank yang hanya sedikit orang ingin menjadi bagiannya.
Mantan karyawan kedua perusahaan ini telah keluar untuk menceritakan kisah
pekerjaannya.
"Setiap perusahaan yang berusaha memenangkan persaingan harus memikirkan
 cara untuk mengikat jiwa setiap karyawannya, " kata Jack Welch mantan orang nomor satu di General Electric. Umumnya nilai suatu perusahaan terletak "diantara telinga" para karyawannya.  Karyawan juga manusia, punya mata, punya hati...\

Comment:

Barangkali, ketrampilan dan kecakapan tehnislah yang membawa anda ke puncak
kedudukan. Tak heran, karena pencapaian tujuan menuntut kemampuan tinggi.
Namun, kepemimpinan bukan hanya soal kecakapan tehnis. Kepemimpinan juga adalah bagaimana anda memperlakukan orang-orang yang anda pimpin. Perlakuan adalah perhatian. Sedangkan memperhatikan tidak sekedar menawarkan angan-angan. 

Orang akan merasa sungguh-sungguh diperhatikan bila anda melakukan sesuatu yang nyata demi kesejahteraan mereka.
Seorang jendral sejati akan menyelesaikan kebutuhan ransum, tempat berteduh dan kesehatan bagi pasukannya, sebelum ia memikirkan kebutuhan dirinya sendiri. 

Bila tiada lagi makanan yang tersisa, cukuplah baginya akar umbi-umbian. Bila tiada lagi tempat bernaung yang tersisa, tugasnyalah berteduh di ranting-ranting pepohonan. Seorang pemimpin sejati memperhatikan kesejahteraan pasukannya terlebih dahulu. 
Ini berarti menempatkan dirinya sebagai orang terakhir yang memperhatikan dirinya sendiri. Karena itulah seorang pemimpin disebut sebagai pemimpin; bukan pengikut.